Bahan Baku Mahal dan Langka, Pengusaha Tahu Tempe di Magetan Menjerit


SeputarKita, Magetan – Sejumlah pengusaha kecil pembuat tahu dan tempe di kabupaten Magetan menjerit. Selain penurunan pembeli akibat pandemi Covid-19, mereka juga terpukul dengan naiknya bahan baku. Tak hanya harganya yang meningkat tajam tapi stok kedelai juga menipis.

Karmilah, salah satu pembuat tempe di Desa Terung, Kecamatan Panekan ketika ditemui di kediamannya, Sabtu. (2/1/2021) mengaku kenaikan harga kedelai terjadi sejak menjelang hari Natal Tahun 2020.

“Harga normal kedelai sebelumnya Rp. 6.500 – 7.000/Kg. Sekarang sampai Rp. 9.200 bahkan 10 ribu, bahkan ada yang lebih dari 10ribu/Kg.“ Ucap Karmilah.

“Bukan hanya mahal, sekarang kedelai juga mulai langka mas, kadang saya harus pindah dari toko langganan saya, untuk mendapatkan kedelai.” Terangnya.

Dengan tingginya harga kedelai ini, lanjutnya, produksi tempe juga menurun. Dia mengaku menggunakan kedelai impor untuk membuat tempe karena hasil yang diperoleh lebih bagus. Menurunnya produksi tempe ikut dirasakan masyarakat. Sebab, tempe jadi langka di pasaran.

Hal senada juga disampaikan Warsi, pembuat tahu di Desa Suratmajan, Kecamatan Maospati, Pihaknya terpaksa mengurangi jumlah produksi tahu karena mahal dan langkanya kedelai di pasaran.

“Semoga ada perhatian dari pemerintah, karena membuat tahu adalah mata pencaharian pokok kami,”ucap Warsi. (Tris/Red).

Check Also

Pemdes Besuki Gelar Wayang Kulit Dalam Rangka Bersih Desa

Pemdes Besuki Gelar Wayang Kulit Dalam Rangka Bersih Desa

  SeputarKita, Ponorogo – Pemerintah Desa Besuki Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo menggelar pagelaran wayang kulit …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *