Seputarkita,Ponorogo –
Grebeg Suro tahun ini mencatat sejarah tersendiri bagi SMAN 3 Ponorogo. Di bawah kepemimpinan Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd, sekolah ini sukses menggelar Pawai Lintas Sejarah yang bukan hanya memukau masyarakat lokal, tapi juga menyedot perhatian khalayak internasional.(28/6/2025)
Perpaduan kearifan budaya lokal dan nuansa global menjadikan pawai tahun ini tampil istimewa dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu sorotan utama dalam pawai ini adalah penampilan tokoh legendaris Kuda Merta Wijaya, yang dihidupkan kembali melalui teatrikal megah di sepanjang rute pawai. Tak hanya menampilkan cerita heroik masa silam, SMAN 3 Ponorogo juga menghadirkan figur raja dan ratu kerajaan yang diperankan oleh finalis Kangmas dan Mbakyu — bagian dari kaderisasi menuju ajang Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo.
“Karakter Kangmas dan Mbakyu kami pilih secara khusus karena mereka menjadi representasi generasi muda yang cakap dan berwawasan budaya. Mereka membawa semangat pasukan Kuda Merta Wijaya dalam balutan visual yang memikat,” ungkap Ahmad Imron, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan.
Yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran tamu istimewa asal Amerika Serikat, Miss Makenna Ritneour. Relawan pengajar Bahasa Inggris dari program Smaga International Class Program (SICP) ini tampil elegan di atas kereta hias, mengenakan busana tradisional, menyatu dengan semangat budaya lokal.
Selama dua tahun ke depan, Miss Ritneour akan mengabdi sebagai pengajar di SMAN 3 Ponorogo dalam program SICP. Dalam kesempatan tersebut, promosi program unggulan ini disiarkan melalui pengeras suara di sepanjang jalannya pawai — menjadi bukti bahwa SMAGA tak hanya menjaga budaya, tetapi juga bergerak ke arah pendidikan berkelas dunia.
“Dengan partisipasi Miss Ritneour, pawai ini naik kelas menjadi pertunjukan yang bernilai internasional. Ini bukan sekadar parade, tapi juga sarana edukasi lintas budaya dan sejarah,” imbuh Imron.
Tak pelak, Pawai Lintas Sejarah yang digelar SMAN 3 Ponorogo ini berhasil memadukan kekayaan lokal dengan perspektif global. Antusiasme masyarakat pun luar biasa, terlihat dari ribuan pasang mata yang memadati rute pawai sejak pagi hari.
Dr. Sasmito Pribadi menegaskan, kegiatan ini merupakan komitmen sekolah dalam mengintegrasikan pendidikan karakter, seni budaya, dan literasi sejarah ke dalam kehidupan nyata siswa. “Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar secara akademis, tapi juga memahami jati diri bangsanya,” tegasnya.
Dengan balutan narasi sejarah, kostum megah, dan semangat kolaboratif lintas bangsa, SMAN 3 Ponorogo berhasil menyuguhkan sebuah perhelatan budaya yang tak hanya menghibur, namun juga mencerdaskan dan membanggakan. Pawai Grebeg Suro 2025 versi SMAGA telah membuktikan: tradisi tak akan pernah usang, selama dihidupkan dengan inovasi.(Ndri)