Merdeka Belajar Membutuhkan Peran Aktif Orang Tua

SeputarKita, Ngawi – Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim yang kini tengah diimplementasikan lebih berfokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai minat, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Seperti diketahui, Kurikulum Merdeka diluncurkan Mendikbudristek pada Februari 2022 lalu sebagai salah satu program merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di Ngawi, pelaku Pendidikan, Farid Samsulhadi, menyampaikan beragam manfaat yang ia rasakan semenjak kebijakan tersebut diterapkan. Dikatakannya, pada Kurikulum Merdeka ada sesuatu yang dibawa yaitu diferensiasi, adalah orientasi pembelajaran pada anak, merupakan alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik di kelas.

Untuk penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemetaan kebutuhan belajar mendasar tiga aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Teknisnya, dilakukan melalui wawancara, observasi atau survey menggunakan angket.

“Ada namanya asesmen diagnostik sebelum pembelajaran, kalau bahasanya itu maping (pemetaan). Jadi misalnya anak satu kelas, kebutuhan belajar mereka berbeda, maka harus dilakukan observasi terlebih dahulu supaya guru tahu kebutuhan pelajaran setiap anak” ungkapnya, Kamis, (13/10).

Apalagi pasca pandemi, katanya, orientasi belajar pada anak telah berbeda dari sebelumnya, sehingga pendidik harus mengikuti perubahan tersebut. Adanya Implementasi Kurikulum Merdeka, merupakan jawaban dari tantangan yang terjadi, sebuah kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran yang berbeda-beda pada ketercapaian peserta didik.

Dampaknya, menurut Farid Samsulhadi yang juga berprofesi sebagai kepala sekolah di salah satu SMK swasta favorit Ngawi ini adalah peserta didik mampu mengembangkan diri, mengetahui minat dan tujuan pembelajaran. Sebagai penentu capaian, tentu hal itu menjadi peran pendidik dan lembaga pendidikan itu sendiri.

Sementara, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pendidikan, terdapat Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP). Khusus SMK, kurikulum operasional adalah kurikulum implementatif yang disusun berdasarkan potensi sekolah, potensi daerah dan penyelarasan dengan mitra dunia kerja.

“Saat ini, apalagi seteleh pandemi, itu orientasinya anak berubah, ada pembeda, menurut saya, saya sangat setuju ada Implementasi Kurikulum Merdeka ini” jelasnya.

Lebih jauh, Farid mengungkapkan pentingnya upaya lembaga pendidikan untuk melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi salah satu kunci menyukseskan Merdeka Belajar.

Menurutnya, jalinan komunikasi antara wali murid dan sekolah haruslah intens. Dengan memanfaatkan teknologi, minimal dengan media sosial, aplikasi perpesanan dan lain-lain yang pada intinya sesuatu yang didapatkan di sekolah maka orang tua harus mengetahui.

Meski lembaga pendidikan berperan aktif dalam menciptakan karakter anak, namun keberhasilan pendidikan juga ditentukan oleh seluruh insan pendidikan termasuk orang tua di dalamnya. Sebagai penentu akhir, orang tua harus merubah paradigma berpikirnya bahwa sekolah bukanlah tempat penitipan anak dimana semua peran diambil oleh guru tanpa mau terlibat dalam kegiatan di sekolah.

“Lalu kolaborasi, orang tua mengamanahkan anaknya di sekolah, ya sekolah harus amanah pada orang tua dan kalau itu terjadi maka akan sinkron” bebernya.

Di sisi lain Farid menjelaskan, lembaga pendidikan adalah wadah anak untuk bersosialisasi dengan tujuan akhir membentuk kemandirian sehingga kelak mereka akan diterima baik dalam bermasyarakat. Ia mengurai, sekolah merupakan miniatur kehidupan sosial masyarakat, miniatur pluralisme untuk mengelola sekumpulan manusia yang saling terkait dan terikat dalam konteks keberagaman dengan mengutamakan toleransi dalam kehidupan.

“Orientasi kita kembali lagi kepada anak-anak, kalau misalnya orang tua tadi memang memasrahkan ke sekolah untuk nanti siap di dunia kerja, siap di masyarakat insya Allah semua sekolah sudah punya formula itu” tutup Farid Samsulhadi. (Red).

Check Also

Bakesbangpol Pemalang Sosialisasikan Peraturan Perundang-Undangan dan Pembinaan Ormas

Bakesbangpol Pemalang Sosialisasikan Peraturan Perundang-Undangan dan Pembinaan Ormas

  SeputarKita, Pemalang – Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Pemalang menggelar kegiatan sosialisasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *