Zero Accident, Suran Agung Berjalan Lancar dan Kondusif

Suran Agung berjalan lancar dan kondusif

Madiun, Seputarkita – Suran Agung hanya ada di Madiun, cepat atau lambat, sadar tidak sadar akan menjadi produk budaya lokal madiun,kegiatan Suran Agung akan mampu muncul menjadi sebuah tradisi budaya lokal  madiun.

Seiring berjalannya waktu, yang pada prosesnya diisi dengan berbagai kisah , dari mulai langganan bentrok antar perguruan silat ataupun rusuh perguruan, pemandangan berbeda kita saksikan saat ini, di tahun 2019 Suran Agung mampu menjadi tradisi budaya yang membanggakan Madiun, semua telah memiliki kesadaran penuh akan pentingnya kerukunan dan perdamaian sesama manusia.

Dengan andilnya berbagai elemen masyarakat, institusi ataupun badan usaha menjadikan acara Suran Agung menjadi sangat konstruktif, dimana mampu memunculkan berbagai suguhan menarik, laksana pawai, seni budaya dan mengundang antusias masyarakat yang ikut terlibat.

Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono, mengatakan kegiatan Suran Agung berjalan lancar dan kondusif, meski masih ditemukan pesilat yang berkonvoi menggunakan kendaraan roda dua dan membawa bendera.

Petugas kepolisian berjaga di sejumlah Kabupaten Madiun. Para pesilat yang datang dari berbagai daerah pun dijaga ketat dan dikawal hingga sampai ke lokasi kegiatan hingga diantar pulang.

“Hasil pantauan kita sampai sore ini, kegiatan Suran Agung berjalan kondusif dan zero accident. Rombongan pesilat dari Wonogiri, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek dikawal kepolisian. Mereka ke Madiun naik truk dan bus,” jelas Ruruh.

Suran Agung berjalan lancar dan kondusif

Ruruh menambahkan, saat mengawal konvoi kendaraan pesilat PSHW, petugas terpaksa menurunkan bendera yang dikibarkan pesilat sambil mengendarai sepeda motor.

Sebab, sesuai dengan kesepakatan bahwa pesilat yang naik sepeda motor tidak boleh mengenakan atribut maupun bendera identitas perguruan.

Sedang  Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan kegiatan Suran Agung ini wajib dimaknai sebagai sebuah tekad, sikap, dan perilaku yang didasari kecintaan kepada negara. Menurutnya, saat ini bukan lagi zamannya berperilaku yang tidak perlu, apalagi melanggar aturan.

Sesuai dengan yang diajarkan di masing-masing perguruan silat, para pesilat harus selalu mengedepankan kebenaran dan menjunjung tinggi aturan.

“Saya titip wejangan yang ada untuk ditaati. Tunjukkan bahwa SH Winongo terbaik. Hal itu harus diwujudkan dengan suka menolong dan tidak pelit dalam memberikan bantuan kepada yang lain,” kata Maidi.

Suran Agung merupakan acara khas bagi warga PSHWTM Madiun, tidak menutup kemungkinan kedepan mampu melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dengan bertujuan nantinya bisa memunculkan potensi Madiun baik, seni, ekonomi, sosial dan budaya, peran serta aktif dan konkret pemerintah dan semua instansi terkait akan sangat dibutuhkan.

Semoga kedepan tradisi Suran Agung mampu menjadi sebuah tradisi universal bagi semua masyarakat dan akan mampu memberi manfaat ekonomi juga memperkuat tali silaturahmi bagi masyarakat Madiun. (Den)

Check Also

PERINGATAN MAULID NABI, PP RADEN PATAH MAGETAN KAJI KONSEP NUR MUHAMMAD

PERINGATAN MAULID NABI, PP RADEN PATAH MAGETAN KAJI KONSEP NUR MUHAMMAD

  SeputarKita, Magetan – Ratusan jamaah memadati Pondok Pesantren Raden Patah Desa Ngujung, Kecamatan Maospati, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *