Saatnya Pemalang Memandang Sampah Sebagai Peluang, Bukan Rebutan

SeputarKita, Pemalang – Pada Minggu, 27 April 2025, Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Pemalang melakukan kunjungan ke fasilitas RDF (Refuse Derived Fuel) di Jakarta. Kunjungan ini menunjukkan niat serius Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk mendalami teknologi modern pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis dalam menghadapi persoalan sampah, yang kini dipandang bukan sekadar masalah, melainkan peluang untuk menciptakan energi baru dan membuka ruang inovasi ekonomi lokal.

Bupati Anom Widiyantoro menyatakan komitmennya untuk membawa inovasi ini ke Pemalang. Namun, di sisi lain, dinamika di tingkat desa juga perlu menjadi perhatian.

Di Desa Susukan, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, misalnya, telah lama dilakukan upaya keras dari kepala desa, perangkat desa, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendirikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggandeng investor luar. Inisiatif ini merupakan gerakan lokal yang mandiri dan telah berlangsung lebih awal.

Ironisnya, di tengah upaya tersebut, muncul wacana dari Pemerintah Kabupaten Pemalang yang juga berencana membangun TPST. Jika tidak disinergikan dengan baik, hal ini berpotensi menimbulkan kesan bahwa pemerintah daerah justru ingin mengambil alih atau bersaing dengan inisiatif desa.

Semangat desa seperti Susukan seharusnya menjadi pondasi dalam pengembangan pengelolaan sampah. Pemerintah daerah diharapkan memperkuat, memfasilitasi, dan mempercepat gerakan-gerakan akar rumput ini, bukan menciptakan potensi tumpang tindih kepentingan.

Dalam menghadapi tantangan lingkungan seperti pengelolaan sampah, sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat desa menjadi hal yang penting untuk dikedepankan.

Jika Pemerintah Kabupaten Pemalang berkomitmen membawa inovasi pengelolaan sampah ke wilayahnya, maka langkah tersebut sebaiknya dimulai dengan mendukung desa-desa yang telah bergerak terlebih dahulu, menjadikan mereka sebagai model percontohan, serta memperluas jaringan kolaborasi dengan dunia usaha dan masyarakat.

Inovasi dalam pengelolaan sampah tidak hanya berkaitan dengan penerapan teknologi, tetapi juga dengan keberpihakan terhadap gerakan masyarakat yang berkembang dari bawah.

Pemalang diharapkan dapat membuktikan bahwa visi besar tentang energi baru dari sampah dapat berjalan berdampingan dengan kemandirian desa, tanpa menenggelamkan aspirasi mereka. (FN)

Check Also

Ungkap Kasus Okerbaya, Polres Nganjuk Amankan Pria Asal Kediri Berkat Laporan WLK

Ungkap Kasus Okerbaya, Polres Nganjuk Amankan Pria Asal Kediri Berkat Laporan WLK

SeputarKita, Nganjuk – Satresnarkoba Polres Nganjuk berhasil mengungkap kasus peredaran obat keras berbahaya (okerbaya) jenis …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *