Media Seputar Kita Portal Berita Terdepan Di Jawa Timur
SeputarKita, Ngawi – Menjelang satu abad usia perguruan silat Setia Hati Terate yang jatuh pada awal September nanti, Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate pengurus cabang Ngawi sambut Kirab Budaya Nusantara pengurus pusat. Menyambut hari istimewa yang dinilai cukup sakral tersebut, cabang Ngawi mengerahkan setidaknya 20 persen dari warga SH tingkat satu yang jumlahnya mencapai ribuan.
Mengenakan seragam PSHT dan membawa bendera merah putih, ribuan generasi pesilat muda berjajar di sepanjang jalan protokol Ngawi. Dari ujung Timur, mulai dari perbatasan Ngawi – Bojonegoro dan ujung barat Mantingan sampai Ngawi kota yang berpusat di pendopo Wedya Graha, warga muda PSHT tersebut berdiri di sepanjang jalan dengan jarak satu meter.
Gelaran ini mengiringi dari serangkaian kegiatan dalam memperingati seratus tahun lahirnya PSHT oleh seluruh jajaran pengurus pusat hingga daerah. Diantaranya pengambilan tanah dan air dari seluruh cabang se – Indonesia yang secara estafet akan dibawa ke padepokan pusat SH Terate di Madiun.
Sesampainya di Ngawi, rombongan kirab disambut oleh ketua cabang PSHT Ngawi, Dwi Riyanto Jatmiko beserta Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan tokoh PSHT lainnya di pintu gerbang alun – alun kabupaten.
Dwi Rianto Jatmiko menilai, Kirab Budaya Nusantara ini adalah sebuah kesempatan yang sangat istimewa. Mampu membangun kerukunan untuk warga PSHT sendiri ataupun perguruan silat lain yang ada di kabupaten Ngawi.
“Alhamdulillah, pada hari ini berlangsung penyambutan Kirab Budaya Nusantara dalam rangka peringatan satu abad PSHT. Ini merupakan momentum yang spesial bagi seluruh warga PSHT di Ngawi. Dan ini sekaligus untuk membangun keguyuban, kerukunan, tidak hanya pada warga SH terate, tapi juga kerukunan antar perguruan silat yang ada di Ngawi. Untuk itu, kami juga mengundang seluruh perguruan pencak silat yang ada,” tutur Dwi Rianto Jatmiko, Rabu (13/6/22).
Ketua cabang yang sekaligus wakil bupati Ngawi ini juga mengungkapkan, pengurus PSHT Ngawi dalam penyambutan kirab budaya oleh pengurus pusat telah melibatkan lebih dari sepuluh ribu anggota. Semuanya terbagi antara siswa PSHT yang akan disahkan menjadi warga pada bulan Sura (awal September) nanti maupun warga PSHT baru.
“untuk acara ini, semua kita libatkan, termasuk seluruh siswa PSHT yang pada bulan suro nanti akan kita sah kan menjadi warga PSHT. Dari total keseluruhan, baik siswa maupun warga yang kita libatkan dalam acara ini, sebanyak 10.000 lebih,” ungkapnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, ketua umum PSHT pusat Madiun, Kangmas R. Moerjoko, yang juga turut hadir dalam acara tersebut menjelaskan, bahwa pengumpulan tanah dan air yang berasal dari seluruh cabang se – Indonesia ini, memiliki maksud dan tujuan mempersatukan keanekaragaman warga PSHT yang terbingkai menjadi satu yaitu persaudaraan.
“ pengumpulan tanah dan air dari 354 cabang yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia ini dimaksukan bahwa tanah dan air ini menggambarkan keragaman yang ada di SH Terate, bahwa warga PSHT ini heterogen dengan latar belakang kehidupannya, baik itu sosial, suku, agama, ras, derajat, pangkat, kekayaan, namun kita tetap dalam satu bingkai persaudaraan. Persaudaraan itulah yang menjadi bagian utama dalam Setia Hati Terate. Meski begitu, kita juga memiliki komitmen, untuk menjaga 4 konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD ’45, NKRI serta Bhineka tunggal ika,” jelasnya.
Pada puncak acara, Ketua PSHT Cabang Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, secara simbolis menyerahkan tanah dan air dari Ngawi kepada tim Kirab Budaya Nusantara untuk dibawa ke Padepokan PSHT Pusat Madiun. Setelah seluruh rangkaian selesai, rombongan kirab pengurus pusat kemudian melanjutkan perjalanannya untuk menuju Padepokan PSHT Pusat Madiun yang berada di Jalan Merak, Kota Madiun. (Gus/Pri).
