MAGETAN, harianseputarkota – Dalam rangka menata gerak langkah keorganisasian di Tahun 2019, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Magetan menggelar Rapat Kerja Daerah (RAKERDA), di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah HKTI, Gorang Gareng Kawedanan, Sabtu (29/12/2018). “Sesuai mekanisme organisasi, agar lebih terencana dan strategis di 2019, kita adakan Rakerda, mas.” ujar Ir. Harun Sunarso, M.SI, Ketua HKTI DPK Magetan kepada wartawan.
Tema yang diangkat dalam Rakerda HKTI kali ini adalah “Kokohkan Kedaulatan Pangan, Sejahterakan Petani dengan Inovasi dan Tekonologi”. Dengan tema tersebut, HKTI berharap bisa berkontribusi positif dalam rangka mewujudkan peningkatan stok produksi pangan nasional, dari Magetan. “Tugas terberat kita adalah mendongkrak kesejahteraan petani. Semoga saja dengan reformasi argraria melalui pengembangan inovasi dan teknologi, nasib petani ke depan bisa lebih baik,” kata Harun.
Dalam sambutannya, Harun memaparkan potensi pertanian magetan. Menurutnya, Magetan memiliki spot pengembangan Agrowisata dan Agroindustri yang sangat potensial. Potensi peternakan, utamanya Sapi, Domba, Kambing dan Kelinci ternyata sudah diakui oleh nasional. “Saat ini kita harus lebih tanggap dan peka, berupaya untuk memoles dan mengemas berbagai potensi tersebut menjadi lebih responsif terhadap permintaan pasar, terlebih saat ini kita sedang menghadapi era pasar bebas,” paparnya.
Dalam Rakerda yang digelar mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB dan dihadiri oleh puluhan pengurus HKTI Magetan, mulai dari dewan penasehat, pengurus harian, sampai pengurus kecamatan itu, telah dibahas 26 program strategis HKTI yang kemudian dibreakdown menjadi kurang lebih 75 rencana kegiatan riil yang akan dilaksanakan mulai bulan januari sampai desember 2019. “Mulai kegiatan pembinaan internal, penguatan lembaga sosial tani, temu tani, penguatan LMDH, briding ternak, proteksi produk, sampai penelitian benih dan penangkaran, dibahas tuntas dalam rakerda ini,” ujar Imam Yudhianto, SH, SE, MM, ketua Panitia Rakerda.
Imam yang dalam keseharian menjabat Wakil Ketua HKTI Magetan itu, bertindak sebagai fasilitator pemndu jalannya Rakerda. Di sela-sela diskusi, Imam menjelaskan tentang Isu strategis yang sedang dihadapi Indonesia, yaitu diantaranya : perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi yang terus meningkat, laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, terbatasnya infrastruktur pertanian, tingginya laju konversi lahan, serta pola pangan penduduk yang masih bergantung pada beras. “Inilah start point HKTI untuk mengambil peran dengan merencanakan kegiatan riil berbasis inovasi dan teknologi. Termasuk Digitalisasi potensi pertanian melalui dunia maya dan media sosial,”jelasnya.
Imam juga memprediksi, bahwa pada tahun 2019, Pertanian Indonesia masih dihadapkan pada beberapa tantangan berat diantaranya; (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang berdampak pada menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen, (2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan, (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga komoditas tersebut meningkat, (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang tentunya akan mengurangi devisa negara, (5) terbatasnya pembiayaan pertanian yang mudah diakses petani/peternak, (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air, (7) sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran dan dukungan pemerintah daerah di bidang inovasi dan teknologi tepat guna. “Salah satu upaya HKTI untuk menghadapi tantangan itu adalah dengan memberdayakan dan mengoptimalkan peran Pemuda Tani dan Perempuan Tani, sebagai elemen perubah geliat pertanian di Magetan.” paparnya.
Imam melanjutkan, bahwa secara empirik, sektor pertanian memiliki kontribusi postitif terhadap peningkatan produk domestik bruto, penyerap tenaga kerja, neraca perdagangan, penyedia bahan pangan, bahan energi, pakan dan bahan baku industri, serta pendapatan masyarakat di perdesaan. “Maka dari itu peran dukungan Pemerintah Daerah melalui program prioritas pembangunan bidang pertanian harus terus dikawal. Dalam posisi inilah HKTI akan hadir secara aktif, mulai RPJMD, implementasi program kegiatan, hingga evaluasi, ” tutup Imam.
Ada yang unik pada Rakerda kali ini, pada saat makan siang panitia menyediakan produk olahan ternak hasil binaan HKTI, yaitu sajian Kambing Guling yang diolah oleh Gus Adib, peternak kambing dan domba asal Nitikan Plaosan. Ketika ditanya tentang rasanya, Awang Arif, salah satu peserta Rakerda langsung menjawab, “hemmmhhhhh, enak banget,” jawabnya. [red]