Mbah Sular menunjukkan wayang hasil karyanya |
Ngawi, Seputarkita – Mbah Sular (57), bapak dua anak ini biasa orang memanggilnya, seorang seniman pengrajian wayang Dusun Cupo, Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi terus berkarya walau dimasa krisis akibat pandemi covid 19.
Tangannya setiap hari terus memahat kulit – kulit sapi sebagai bahan membuat wayang kulit.
“Dulu saya sopir truk 15 tahun, atas saran anak untuk tidak lagi menjadi sopir maka saya mulai berfikir mau usaha apa akhirnya diajak saudara saya seorang dalang dan juga seniman pembuat wayang, dari saya mulai belajar Alhamdulillah sudah banyak dalang yang pesan wayang kepada saya, kayak dalang Gito Bojonegoro, Supandi Godang Legi, Gentong Ngawi, dalang Eka Yogyakarta dan juga dalang Poer Ngawi.” Tuturnya.
“Ada juga para kolektor wayang yang pesan. Kami berharap dinas terkait Kabupaten Ngawi bisa membantu kami para pengrajin wayang kulit ini, selain saya juga banyak pengrajian seperti saya yang ada di Kabupten Ngawi ini.” Lanjutnya.
Mbah Sular saat memahat kulit |
“Niatan kami selain berkarya juga ikut melestarikan budaya Jawa .Semoga dengan adanya campur tangan pemerintah Ngawi, Insyaallah akan mengangkat nama Kabupaten Nyawi di bidang seni dan budaya. Khususnya seni kerajinan wayang.” Ujar Mbah Sular.
Dalam satu bulan, Mbah Sular dalam pembuatan wayang kulit untuk yang ukuran kecil bisa memproduksi hingga enam buah, sedang untuk wayang yang ukuran besar bisa satu bulan.
Harga yang ditawarkan juga variatif, tergantung tingkat kesulitannya.
Eko anak pertama Mbah Sular mengatakan, “Saya sangat bahagia sekarang bapak sering dirumah karena waktu masih sopir jarang pulang hingga berbulan bulan. Saya dan adik saya selalu mendukung aktifitas baru bapak, semoga dengan membuat kerajinan wayang ini bisa berbahagia dan bermanfaat pada banyak orang, semangat terus bapak. “Pungkasnya. (Tris)