SeputarKita, Ponorogo – Menanggapi isu ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Indonesia, Global Wakaf – ACT berusaha mengembangkan bibit unggul guna menghasilkan pangan terbaik. Melalui panen bibit unggul HMS700 yang diinisiasi oleh Prof. Hariyadi dilakukan di Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo pada Selasa (24/11). Panen dilakukan di atas tanah seluas ¼ hektar dan menghasilkan 3,5 – 4 ton beras.
“Bibit HMS700 merupakan bibit lokal yang diciptakan untuk bisa adaptif terhadap kondisi tanah di Nusantara. Untuk pemaksimalan hasil memang perlu dilakukan tes kandungan tanah,” ungkap Prof. Hariyadi selaku inisiator bibit HMS700.
Dibandingkan dengan bibit lain yang hanya menghasilkan 200 bulir permalainya, bibit HMS700 memiliki jumlah bulir lebih banyak yaitu sebanyak 700 bulir permalai. Oleh karena itu, diharapkan agar bibit ini bisa digunakan oleh petani untuk menaikkan hasil panennya.
“Melalui kelebihan hasil panen diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat dengan kualitas yang unggul,” jelas Wahyu Sulistianto Putro selaku Kepala Cabang ACT Madiun.
Panen kali ini dilakukan sebagai percobaan bibit HMS700 yang nantinya akan digunakan dalam program 500 hektar sawah kolaborasi antara Global Wakaf – ACT bersama Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) dan Gerakan Masyarakat Pesantren untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Red / Gema Petani)