SeputarKita, Ngawi – Badan Amil Zakat (Baznas) kabupaten Ngawi berikan santunan kepada siswa siswi yatim di cakupan Korwil bidang pendidikan dan kebudayaan kecamatan Geneng, Ngawi. Penyaluran bantuan yang dilakukan pada Senin (12/02/24) tersebut merupakan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan wilayah Ngawi.
Selain untuk siswa siswi SD yatim, bantuan dari Baznas ini juga disalurkan kepada pembimbing TPA yang turut berperan dalam mendidik anak utamanya pendidikan akhlak.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko di balai desa Tepas, kecamatan Geneng, Ngawi.
Wakil Bupati Ngawi mengaku bangga karena Badan Amil Zakat Ngawi mampu mengelola zakat, infaq dan shodaqoh dengan sangat baik. Menurutnya, zakat, infaq dan shodaqoh tersebut merupakan sumber dana potensial untuk kemajuan umat.
“Penyerahan bantuan ini adalah bukti bahwa Zakat, infaq dan shodaqoh merupakan sumber dana potensial untuk kemajuan umat” jelasnya.
Sementara, ketua Baznas Ngawi, Samsul Hadi mengungkapkan, Korwil Geneng masuk sepuluh besar dari sembilan belas Korwil bidang pendidikan dengan jumlah siswa siswi berstatus yatim. Sebab itulah, ke depan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin membantu meringankan beban mereka.
“Yang menjadi pertimbangan kami (Baznas), di Korwil Geneng ini jumlah anak yatim lumayan banyak, oleh karena itu ke depan kami akan berusaha semaksimal mungkin supaya bisa sedikit meringankan beban mereka” terangnya.
Sedangkan untuk pembimbing TPA, sambungnya, dirinya mengapresiasi atas kreasi dan inovasi Korwil Geneng. Katanya, demi membentuk karakter anak agar tercipta akhlak mulia, Korwil Geneng mendatangkan guru TPA untuk lembaga pendidikan di wilayahnya agar membimbing anak supaya bisa mengaji.
Karena itulah, menurutnya, pemberian bantuan kepada guru Ngaji (Pembimbing TPA) ini adalah bentuk penghargaan untuk mereka yang telah ikut mengambil peran penting dalam dunia pendidikan.
“Korwil Geneng ini inovasinya luar biasa, berorientasi bahwa ke depan, anak-anak harus memiliki karakter, harus dibangun kecerdasaan spiritualnya, karena gerbang untuk masuk ke situ anak-anak harus bisa mengaji dan mengkaji” tandasnya. (Gus).