SeputarKita, Sampang – Pasca Pelaksanaan senam masal SSHB ( Senam Sampang Hebat Bermartabat) raih Rekor MURI, juga menuai Kontroversi. Pasalnya, banyak keganjilan terkait pengadaan kostum senam yang di terima oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat.
Selain disampaikan langsung melalui pesan WhatsApp, pantauan reporter Media Seputar Kita, disejumlah sudut titik tempat keramaian menjadi perbincangan, bahkan dilokasi pelaksanaan senam juga terdapat kostum peserta yang tidak layak pakai.
Dari penyampaian bukti kerusakan kostum yang beredar via pesan WhatsApp banyak peserta kecewa dan menyangkan pengadaan kostum yang pengerjaanya asal – asalan.
Sebelumnya, LSM Laskar Merah Putih melalui Ketuanya, H. Tohir mengungkap kejanggalan pengadaan kaos itu berupa jahitan yang kualitasnya jelek, formasi gambar batik yang tidak sama dan ukuran yang tidak sesuai.
Terbaru, laporan dari pembeli yang diwajibkan membeli kaos yang notabene ASN, yakni banyak training yang sobek (sowek) sebelum dipakai. Gambar kaos luntur sebelum di cuci, panjang lengan kaos yang terlalu panjang, ukuran panjang training setiap sisinya tidak sama (panjang sebelah) dan ukuran leher dan lengan tak seimbang.
Slamet Urip selaku Ketua LSM BANN Sampang menyayangkan kondisi yang seperti tersebut. Sabtu, (24/12/2021).
“Ini sudah jadi perbincangan disudut keramaian, tidak hanya sekedar ASN yang di wajibkan membeli,” ujarnya.
Ia mengaku sebagai pendukung H. Slamet Junaidi dan H Abdullah Hidayat, makanya kritikan ini diungkap untuk mengawal kebijakan dan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Sampang.
“Saya kawal Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati sesuai cara saya sendiri,” imbuhnya.
Ia berharap, kerugian yang dialami ASN bisa dicarikan jalan keluarnya, sebab jika hanya ditukar tidak memungkinkan.
Pasalnya, kejanggalan pengadaan kostum tersebut makin meluas dan banyak dialami oleh para penerima kostum yang diwajibkan membeli dengan harga Rp.200.000,-
Diketahui pelaksanaan Senam Rekor MURI di ikuti Sebanyak 10.399 personil ASN di Kabupaten Sampang. (Aji).