Prostitusi Online di Magetan Semakin Menjamur Ditengah Pandemi

 

Aplikasi Facebook yang dijadikan ajang prostitusi online

 

SeputarKita, Magetan – Praktik prostitusi online tidak hanya terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Kini praktik bisnis esek-esek ini sudah merambah kota kecil seperti Kabupaten Magetan

Tidak tanggung-tanggung, perempuan penjaja kenikmatan sesaat ini sudah banyak yang memanfaatkan media sosial untuk menawarkan jasanya seperti pada akun Facebook maupun aplikasi Michat.

Dalam praktiknya para wanita penjaja cinta ini mematok tarif yang bervariasi. Untuk media Facebook, mereka membuat akun grup yang namanya disamarkan dengan akun bersifat pribadi agar tidak mudah dikenali oleh banyak orang.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh awak media, kecanggihan teknologi ini benar-benar dimanfaatkan untuk menawarkan jasa mereka, bahkan pada aplikasi tertentu, mereka secara terang-terangan ‘menawarkan’ diri sendiri.

Selain memajang foto diri, para pekerja ini juga ada yang secara terang-terangan menyatakan siap untuk dibooking dan melayani seks pada status medsos pribadi miliknya. Para perempuan ini juga menyatakan siap melayani panggilan hotel atau penginapan, ada pula yang membuka layanan tersebut pada kamar kos.

Modus yang digunakan dalam menawarkan diri, mereka biasanya memasang status pada aplikasi Michat seperti, ‘Melayani yang serius, BO, ST/LT, sty hotel, tdk menerima kenalan, ready, dan lainnya’.

Seorang PSK yang berhasil dihubungi tim, sebut saja Bunga 21 Tahun (bukan nama sebenarnya), sebelumnya Bunga mengaku bekerja sebagai Ladies Companion (LC) pada sebuah hiburan malam di Madiun, namun sejak masa pandemi, hiburan malam ditutup dan dia terpaksa alih profesi sebagai penjaja seks online dan mangkal di beberapa hotel di Kecamatan Maospati.


“Bingung karena tiba-tiba kehilangan pekerjaan, saya lantas diajak seorang teman untuk ikut mangkal dengan menggunakan aplikasi Michat. Sejak hiburan malam ditutup saya tidak ada pemasukan, tabungan sudah menipis, sementara kebutuhan hidup jalan terus,” katanya.

Untuk sekali kencan, Bunga mematok harga Rp 600 ribu, harga tersebut sudah termasuk sewa kamar, namun terkadang ada juga yang menawar hingga Rp 300 ribu untuk sekali kencan. “Tergantung tamunya, kadang saya mulai buka harga Rp 1 juta,” katanya.

Adanya wabah Covid 19 memang membuatnya sedikit ada rasa takut, sehingga dia menerapkan cara khusus terhadap para tamunya, termasuk mandi sebelum bermain.

“Kalau takut sebenarnya juga takut, tetapi saya yakin tamu yang datang juga bersih, mereka juga tidak mau ambil risiko,” katanya.

Selain itu, cara lain yang dilakukan para penjaja kenikmatan sesaat ini adalah dengan membatasi jumlah pelanggan. Tidak hanya itu, dia juga mengaku tidak selalu stay di satu tempat. Hal ini dilakukan untuk menghindari razia yang dilakukan oleh petugas.

“Kita pindah tempat, paling tiga hari, terus pindah kota mana lagi, abis itu pindah lagi. Kalau terlalu lama tidak enak juga sama hotelnya,” katanya.

Aplikasi Michat yang dijadikan ajang prostitusi online

 

Hal yang sama juga dialami oleh Lia (19) juga bukan nama sebenarnya. Perempuan asli Kabupaten Magetan ini mengaku baru menjalani profesi ini semenjak wabah Covid 19.

Lia memanfaatkan media sosial facebook untuk menjerat pelanggannya. Dengan nama samaran dia memposting nomer Whatsapp di beberapa grup facebook.

Tim juga berhasil mewawancarai Kumbang (bukan nama sebenarnya) satu pelanggan PSK online. Kumbang mengaku sudah beberapa kali memanfaatkan aplikasi Michat untuk mendapatkan PSK.

Dia mengaku mengetahui aplikasi tersebut bisa digunakan untuk berkencan dari teman-temannya yang telah lebih dulu mencoba. Sebelum berkencan, Kumbang memilih wanita berdasarkan foto Display Picture serta status yang dipasang. Ketika ada yang dirasa cocok kemudian langsung menanyakan harga serta negosiasi.

“Kalau harga variasi, biasanya mereka menawarkan diri ada yang Rp 1,5 juta, ada juga yang Rp 300 ribu sekali kencan. Biasanya harga sudah termasuk kamar hotel,” katanya.

Biasanya sebelum mencapai kesepakatan, banyak cara dilakukan pelanggan untuk memastikan apakah layanan tersebut benar atau hanya penipuan, sebab dia mengaku pernah tertipu oleh akun meminta transfer terlebih dahulu sebelum kencan dengan alasan macam-macam.

“Biasanya untuk memastikan itu kita minta nomor HP terus video call, kalau tidak kita langsung janjian ketemu di loby atau di parkiran hotel. Video call ini juga untuk memastikan foto yang dipasang asli atau bukan, karena kebanyakan yang dipajang foto foto cantik dan muda,” katanya.

Kumbang mengaku tidak terlalu khawatir terjadi penularan virus pada saat berhubungan badan, sebab menurutnya dalam hubungan intim ia selalu menggunakan kondom yang telah disediakan. “Kalau ditanya takut kena virus corona sih takut tapi itu risiko yang penting badan fit jadi meminimalisir penularan. Saran saya, kalau ada yang minta DP dulu jangan deh,” katanya.

Dia juga mengatakan praktik seperti ini tidak hanya terjadi di kota besar, bahkan sekelas Magetan, Madiun, dan Ponorogo juga banyak, ada juga yang memanfaatkan kamar hotel dijadikan kamar kos bagi mereka untuk PSK ini berjualan. (tim)

Check Also

Bupati Ponorogo Hadiri Festival Tengah Sawah Di Desa Tanjungrejo

Bupati Ponorogo Hadiri Festival Tengah Sawah Di Desa Tanjungrejo

  SeputarKita, Ponorogo – Warga Dukuh Genggong Desa Tanjungrejo, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo menggelar acara …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *