Ponorogo, Seputarkita – Puluhan ribu wisatawan membludak memadati kawasan wisata alam Telaga Ngebel, guna menyaksikan Larungan Risalah doa atau larung sesaji sekaligus penutupan rangkaian acara Grebeg Suro dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-523 Tahun 2019, Minggu (1/9).
Dalam tradisi larungan sesaji yang juga dimeriahkan dengan flaypass pesawat tempur dan heli super puma dari Lanud Iswahjudi Madiun serta parade speed boat tersebut, dihadiri langsung oleh Bupati Ponorogo, Drs. H. Ipong Muchlissoni beserta istri, Wakil Bupati, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Christiyati Ariyanidan para pejabat jajaran Forpimda Kabupaten Ponorogo.
Yang dimulai dengan tarian tradisional, kesenian reyog dan tumpeng agung berisi beras ketan merah yang akan dilarung ke tengah telaga Ngebel serta tumpeng yang berisi hasil bumi yang nantinya dijadikan rebutan warga.
Bupati Ponorogo Drs.H. Ipong Muchlissoni, mengatakan bahwa larung risalah doa merupakan budaya kearifan lokal dari tradisi masyarakat turun-temurun di wilayah Ngebel yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Sebagai salah satu wujud syukur agar semoga membawa kenyamanan, ketantraman, keuntungan dan keselamatan serta perlindungan dari kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Tradisi budaya larung risalah doa atau larung sesaji ini, telah dilakukan oleh masyarakat Ponorogo khususnya masyarakat sekitar Telaga Ngbel sejak jaman dulu. Yang dilakukan sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Yang Kuasa, “kata Ipong.
Ipong menambahkan, untuk itu, Pemkab Ponorogo terus mendorong dan mensupport budaya asli daerah dengan menguri-nguri melesetarikannya.
“Dan wujud rasa syukur ini, dikemas dalam bentuk tradisi yang sudah turun temurun serta merupakan salah satu rangkaian grebeg suro yang agendanya rutin diadakan tiap tahun di Ponorogo, “kata Bupati Ipong. ( Adv / Sul )