SeputarKita, Pemalang – Setelah Aliansi Masyarakat Pemalang (AMPERA) mengelar aksinya di depan Pendopo Kabupaten Pemalang pada Senin, (24.01) lalu, berganti Paguyuban Angklung Pemalang mengelar aksi main bareng. Aksi dilakukan lantaran kecewa dengan langkah Pemerintah Kabupaten Pemalang dan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Pemalang. Selasa (25/1/2022).
Paguyuban Angklung Pemalang mengadakan pentas musik di Pasar Pulosari Kabupaten Pemalang sebagai wujud protes karena Pemkab Pemalang dan DKD menggelar Pentas Kesenian Saung Angklung Udjo Bandung dan Bumpak Pulosari dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Pemalang Ke-447 di Pendopo Pemalang pada Senin, (24/1/2022) kemarin.
Eko Dony Purwanto, koordinator aksi mengaku kecewa kepada Pemerintah Kabupaten Pemalang dan Dewan kesenian Daerah (DKD) karena keberadaan mereka sebagai seniman lokal tidak dianggap sama sekali.
“Kami kecewa dengan Pemkab Pemalang dan DKD Pemalang, kami ada tapi tidak dianggap. Disini ada kok ndadak impor,” Ungkapnya.
Eko menilai Dewan Kesenian Daerah Pemalang telah keluar dari pakemnya dan tidak perduli dengan para pekerja seni angklung lokal. Padahal, ada banyak sekali komunitas angklung di Kabupaten Pemalang.
“DKD Pemalang seharusnya menjadi wadah kesenian dan menghidupkan seniman local Kabupaten Pemalang. Kok ini malah sebaliknya, kami justru diredupkan,” tegasnya.
“Seharusnya pemerintah daerah memperkenalkan para pekerja seni lokal kepada dunia luar. Ini malah seniman angklung dari luar daerah yang diakomodir. Lah wong di daerah sendiri ada seniman angklung, kenapa mesti ambil dari luar. Sekali lagi tolong, anggap keberadaan (seniman angklung) kami,” pungkasnya. (FahmiNur).