Tokoh Ponpes Di Ponorogo Tolak Gerakan Massa atau People Power

Ketua Pondok Pesantren Hudatul Muna Jenes Kabupaten Ponorogo, KH. Syahrul Munir 

Ponorogo, harianseputarkita – Sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat berbagai elemen di Ponorogo menyatakan sikap menolak dengan tegas ajakan people power atau gerakan-gerakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

Seperti diungkapkan oleh Ketua  Pondok Pesantren Hudatul Muna Jenes Kabupaten Ponorogo, KH. Syahrul Munir yang menilai, bahwa ajakan pengerahan massa atau people power akan menimbulkan konflik dan merugikan bagi masyarakat.

“Kita semua dengan jelas tahu, pemilihan Pilpres mulai dari tingkat KPPS, Kecamatan, sudah kita lalui. Kemudian tingkat Kabupaten juga sudah selesai, sampai tingkat Propinsi. Tinggal menunggu hasilnya, dari KPU tingkat Pusat, “kata KH. Syahrul Munir, Senen (13/5).

KH. Syahrul Munir menambahkan, untuk itu, kepada seluruh warga masyarakat negara Rebuplik Indonesia dimanapun berada, dan sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya menunggu keputusan KPU pusat serta tidak melakukan atau mendeklarasikan hal-hal yang akan menimbulkan perpecahan, konflik ataupun kekacauan pasca Pilpres yang sudah dilaksanakan secara Demokrasi di Indonesia ini.

“Mari bersama-sama saling menjaga keamanan, ketertiban, supaya kita  bisa mengetahui hasil akhir dari penghitungan Pilpres itu. Apa yang akan disampaikan KPU Pusat, kita harus tetap bisa menghormati bersama. Sebab jika nanti terjadi suatu hal, misalnya gerakan-gerakan massa (people power), unjuk rasa, demo dan sebagainya justru akan menambah kemudlorotan. Karena kita semua mengetahui bahwa sebuah pesta demokrasi  tentunya semua sudah ada yang mengatur dan mengatasi, “imbuhnya.

Lebih lanjut KH. Syahrul Munir menuturkan, bila nanti saat KPU mengumumkan dan terdapat kecurangan, ketidakberesan dalam pelaksanaan pemilu, semua sudah ada yang menangani.

“Sebagai warga negara yang baik kita tetap harus menghormati hasil keputusan KPU Pusat, dan menjujung tinggi, supaya proses dan pelaksanaan pesta Demokrasi di Indonesia yang berjalan dengan baik ini, bisa benar-benar akan dapat dijadikan dicontoh bagi negara-negara lain di dunia. Dan sebagai bangsa Indonesia yang bermartabat, tentunya bisa menghargai hasil pesta demokrasi itu.

“Untuk itu, menghimbau dan berpesan kepada seluruh warga di Indonesia, supaya bisa menunggu hasil pastinya, yang akan diumumkan tanggal 22 Mei 2019 oleh KPU Pusat. Dan kalau nanti, ada yang tidak puas atau tidak sesuaian, silahkan salurkan aspirasinya pada pihak-pihak yang terkait sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Kita tidak perlu demo, tidak perlu menggerakkan massa atau people power yang semua itu justru menambah isu yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan di masyarakat yang selama ini terjaga dengan baik. Apalagi ini dibulan puasa suci Ramadhan ini, tidak selayaknya kita membangun atau menciptakan kerusuhan sana-sini, yang semua ini pada hakekatnya kita adalah sesama islam, alangkah baiknya kita sesama islam kembali bersatu gugup rukun hidup damai dan aman, “pungkasnya. (Sul)

Check Also

Polda Jatim Terjunkan 4 Tim Khusus Tangani Peristiwa Pengeroyokan di Sampang

Polda Jatim Terjunkan 4 Tim Khusus Tangani Peristiwa Pengeroyokan di Sampang

  SeputarKita, Sampang – Polda Jatim menerjunkan 4 Tim khusus untuk penanganan peristiwa dugaan pengeroyokan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *