
SeputarKita, Ngawi – Upaya mempercepat kemajuan pendidikan di Kabupaten Ngawi terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hal ini terlihat dalam acara Sarasehan Pendidikan yang digelar di Gedung PGRI Kabupaten Ngawi pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Kegiatan tersebut menjadi ajang silaturahmi dan diskusi bersama untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan pendidikan di daerah.
Acara tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen, Marimin Darto, yang mewakili Menteri Pendidikan. Turut hadir pula Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Kabul Tunggul Winarno, Kacabdin Wilayah Madiun Lena, Kasi Pendma Kemenag Ngawi Yusuf Masruri, serta perwakilan ketua PGRI dari sejumlah daerah seperti Madiun, Nganjuk, Magetan, dan Pacitan.
Kehadiran unsur Forkopimda seperti perwakilan dari Kejaksaan Negeri, Polres, dan Kodim Ngawi turut memberi warna tersendiri dalam kegiatan ini. Tak ketinggalan, pimpinan daerah Muhammadiyah Ngawi, Suhardi, juga hadir memberikan dukungan moral terhadap upaya bersama dalam memajukan dunia pendidikan.
Ratusan peserta yang terdiri dari pengurus PGRI, kepala sekolah, dan perwakilan guru memenuhi gedung PGRI. Mereka antusias menyimak berbagai paparan dan arahan dari narasumber. Marimin Darto yang tiba sekitar pukul 11.00 WIB menjadi salah satu pembicara utama dalam sarasehan tersebut.
Dalam sambutannya, Marimin menekankan pentingnya revitalisasi sarana dan prasarana sekolah sebagai pondasi utama peningkatan mutu pendidikan. Ia menyebut, dengan pendekatan swakelola, capaian program revitalisasi sekolah meningkat signifikan. “Dari target 10.440 sekolah, kini sudah mencapai 16.140 sekolah. Ini berkat pendekatan swakelola. Kalau proyek, hasil ini tidak akan tercapai,” ujarnya.
Selain itu, Marimin juga memaparkan program Interactive Panel yang merupakan bagian dari digitalisasi pembelajaran. Ia mengungkapkan bahwa seluruh sekolah di Kabupaten Ngawi telah mendapatkan fasilitas tersebut. Program ini diharapkan mampu mendorong efektivitas pembelajaran berbasis teknologi dan memperkuat kompetensi digital guru serta siswa.
Kesejahteraan guru juga menjadi sorotan penting dalam sarasehan ini. Menurut Marimin, peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik. “Intensif bagi guru, baik honorer maupun non-honorer, serta peningkatan tunjangan bagi guru non-ASN menjadi fokus utama kami,” tegasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga menaruh perhatian terhadap peningkatan kualifikasi pendidikan guru. Banyak guru di daerah yang belum memiliki gelar S1, padahal sertifikasi profesi mensyaratkan hal tersebut. Tahun ini, kata Marimin, sebanyak 12.500 guru akan mendapatkan beasiswa program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) selama satu tahun dengan dukungan biaya hingga tiga juta rupiah per semester.
Marimin menutup paparannya dengan menyampaikan komitmen pemerintah untuk terus memperluas jangkauan program pendidikan bagi tenaga pendidik. “Tahun depan, akan ada 150.000 guru yang mendapat perhatian serupa. Semua ini demi peningkatan mutu dan kesejahteraan guru yang menjadi ujung tombak pendidikan nasional,” tandasnya. (TA).
Media Seputar Kita Portal Berita Terdepan Di Jawa Timur