Magetan, Seputarkita – Bertempat di Masjid Jami’ Muttaqien Cokrokertopati Jl. Rogojati 1 RT. 02 RW. 01 Kel/Kec. Takeran Kab. Magetan telah dilaksanakan kegiatan Haul Syuhada’ korban peristiwa pemberontakan PKI 48 dan 65 dalam rangka memperingati peristiwa G.30.S/PKI th. 1965 dan peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 oleh Yayasan Perguruan Islam Cokrokertopati Takeran dihadiri sekitar 200 orang sebagai penanggung jawab Dr. Muh. Choirul Anam, M.Pd.I (Ketua YPI Cokrokertopati)
Hadir dalam kegiatan Dr. Muh. Choirul Anam M.Pd.I (Ketua YPI Cokrokertopati ) KH. M. Zuhdi Tafsir (Pengasuh Ponpes Cokrokertopati). Bpk Nanang Budi Setyaji, S.Pd (Camat Takeran). Kapten Arm Khoirudin (Pasi Intel 0804/Magetan) Kapten Inf Supriyanto (Danramil 0804/11 Takeran) Iptu Indro Warsito, SH (Kapolsek Takeran) Iptu Samiaji, SH (Kasat Intelkam Polres Magetan) Kyai Sardjo (Ketua MUI Takeran). Bpk Arifin (Ketua Sintek Takeran). Bpk Wagimun S. Ag (Kepala KUA Takeran) Sdr Sifaul Anam (Ketua Brigade ormas OI Magetan) Sdr. Khoirul Anwar (Padepokan Kendali Sohdo Parang) Sdr. Aris (Koord Pasukan Elit Condromowo Madiun) Gus Tofa (Ketua Padepokan Estu Madiun) Hadi Suroso (Ketua Laduni Ngilma Takeran) Santri Cokrokertopati dan Jama’ah Masjid Jami’ Takeran Komunitas Jama’ah rutinan Patok Blangkrong ( FAK )
Kegiatan Haul Syuhada’ korban peristiwa pemberontakan PKI 48 dan 65 dalam rangka memperingati peristiwa G.30.S/PKI th. 1965 dan peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 dimulai. Doa dan Tahlilan dipandu oleh Kyai Sardjo (Ketua MUI Takeran) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Sambutan Sifaul Anam (Ketua Brigade ormas OI Magetan/Panitia) Untuk mengingatkan kepada umat islam bahwa kedudukan Kyai Ulama Pimpinan Pesantren yang notabene gigih dalam menyerukan anti komunis dan gigih dalam menjaga Pancasila saat ini sangatlah mengkhawatirkan, mereka menjadi sasaran Neo Komunis untuk dilemahkan dengan cara licik kriminalisasi Ulama dan mengekang aktifitas pesantren-pesantren salaf.
Selain itu juga mengingatkan bahwa kondisi malam ini dimana kegiatan yang seharusnya dan selazimnya diselenggarakan di Makam Monumen Soco sebagai bentuk khurmat kepada korban kekejaman PKI ternyata dengan berbagai dalih Corona mengakibatkan terhalang kegiatan tersebut dan dilaksanakan secara internal di Masjid Jami’ Takeran. Mudah mudahan Wabah Korona segera diangkat Allah SWT.
Mengingatkan sejarah Tragedi penculikan Ulama Imam Mursid pada 17 September 1948 bahwa gembong PKI yang bernama Zuhud saat menjemput Kyai Imam Mursid seraya menukil sebuah ayat, oleh sebab itu Umat Islam harus waspada bahwasanya Pelaku Komunis adalah orang yang juga paham betul tentang ajaran islam dan fasih dalam berdalil, sebab komunis dalam mewujudkan tujuanya melalui sistem pemerintahan kala itu sebab PKI merupakan sebuah partai yang berada di pemerintahan. Setelah sambutan dilaksanakan pembagian masker secara simbolis oleh perwakilan Kodim 0804 Magetan yang diwakili oleh Kapten Arm Khoirudin dan Polres Magetan sebagai protokol kesehatan.
Sambutan Bpk Nanang Budi Setiaji, S.Pd (Camat Takeran) Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada malam hari ini kita masih diberikan kesehatan dlm lindungan Allah SWT, sehingga bisa menghadiri peringatan peristiwa G.30.S PKI 1965 dan kekejaman PKI Madiun 1948. Untuk Wilayah Takeran tidak asing lagi dgn kekejaman PKI waktu itu dan Ponpes Cokrokertopati Takeran selalu mengenang kejadian tsb, jadi kegiatan seperti ini sebagai bukti bahwa santriwan/santriwati di Ponpes Cokrokertopati adalah cinta NKRI. Jadi kegiatan seperti ini kita harus mendukungnya, sehingga semua akan tahu bahwa faham komunis tidak cocok menggantikan Pancasila, karena Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Sambutan oleh Kapten Arm Khoirudin (Pasi Intel 0804/Magetan) Mengucapkan banyak terimakasih atas waktu yang diberikan, dengan adanya kegiatan Haul Syuhada’ korban peristiwa pemberontakan PKI 48 dan 65 dalam rangka memperingati peristiwa G.30.S/PKI th. 1965 dan peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 oleh Yayasan Perguruan Islam Cokrokertopati Takeran undangan di Ponpes Cokrokertopati semoga sejarah tidak terlupakan. Walaupun kita dulu tidak ikut berjuang memberantas PKI, untuk sekarang ini kita harus ikut menjaga dan mengamankan negara ini, karena kalau bukan kita anak muda ini siapa lagi yg akan menjaga dan mengamankan NKRI ini karena NKRI harga mati. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan karena kegiatan ini adalah untuk mendoakan para pahlawan yang sudah berjuang mempertahankan NKRI.
Sambutan Dr. Muh. Choirul Anam M.Pd.I (Ketua YPI Cokrokertopati) Banyak orang mengira bahwa sosialisme-komunisme hanyalah sebatas ideologi yang berkaitan dengan sistem ekonomi dan politik yang bermaksud menghapus milik perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama. Sebuah ideologi yang kontra total dengan kapitalisme dan berusaha mengangkat derajat kalangan bawah, padahal masalahnya tak sebatas itu. Bahwa Partai Komunis Indonesia alias PKI, mereka sangat berambisi untuk menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis. Walau sudah puluhan tahun dibatasi ruang gerak mereka, namun geliat gerakan bawah tanahnya terus berjalan. Secara senyap mereka bermetamorfosa menjadi bentuk baru, dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari. Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok yang ingin memutar fakta sejarah seolah mereka adalah korban. apabila demikian, PKI dan ideologi komunisme dengan segala bentuknya ibarat bom waktu yang setiap saat siap meledak di Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) ini. Maka dari itu, wajib bagi seluruh warga negara terutama kaum muslimin untuk waspada. Dengan memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya yang mulia dengan pemahaman para sahabat yang mulia, serta bahu-membahu dengan pemerintah, baik sipil maupun militer. Komunisme adalah bahaya laten yang harus senantiasa dipantau, diwaspadai, dan dipangkas akarnya, komunisme bagaikan bom waktu yang harus segera dijinakkan. untuk menjinakkannya membutuhkan ilmu, keberanian, ketangkasan, dan penanganan yang tepat kalau tidak bukan suatu hal yang mustahil peristiwa 1948 di Madiun dan G30S/PKI 1965 terulang kembali.
Bahwa kegiatan Peringatan Haul Syuhada’ korban peristiwa pemberontakan PKI 48 dan 65 dalam rangka memperingati peristiwa G.30.S/PKI th. 1965 dan peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 oleh Yayasan Perguruan Islam Cokrokertopati Takeran bertujuan supaya generasi muda bangsa Indonesia tidak akan lupa sejarah kelam yang pernah menimpa bangsa Indonesia. (tsr/red)