SeputarKita, Ngawi – Semangat baru tumbuh di kalangan muda Ngawi,Angkringan Batas Kota menjadi saksi bagaimana ruang santai bisa berubah menjadi ruang belajar inspiratif. Puluhan peserta dari berbagai organisasi mahasiswa, pelajar, jurnalis, dan konten kreator berkumpul dalam kegiatan bertajuk Digital Storyteller, Dari Pena Menuju Lensa, Dari Informasi Menjadi Inspirasi, yang digelar oleh Empower Motiva, Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia.Senin(20/10/2025)
Acara ini menghadirkan dua narasumber yang sudah tidak asing di dunia digital dan jurnalistik lokal. Mereka adalah Yulianto Saputro, founder About Ngawi, dan Muhammad Miftakul Falah, jurnalis sekaligus kontributor Berita Satu. Keduanya berbagi pengalaman, prinsip, dan strategi dalam mengemas informasi agar tetap akurat namun menarik di era media sosial yang serba cepat.
Dalam sesi pertama, Yulianto Saputro mengupas bagaimana About Ngawi berkembang menjadi salah satu platform digital yang konsisten mengangkat potensi lokal Ngawi. Dengan pendekatan visual dan naratif, akun tersebut menyajikan konten tentang wisata, kuliner, budaya, hingga peristiwa aktual di daerah. “Kami ingin memperkenalkan sisi lain Ngawi. Bukan hanya tempat, tapi juga cerita di baliknya,” ujar Yulianto.
Yulianto juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menjaga konsistensi dan kredibilitas. Menurutnya, membangun engagement audiens tidak semata soal jumlah likes, melainkan tentang kepercayaan. “Akurasi dan empati menjadi kunci. Kami ingin setiap unggahan bisa memberi makna, bukan sekadar menarik perhatian,” tambahnya.
Sesi berikutnya dibawakan oleh Muhammad Miftakul Falah yang mengajak peserta memahami peran jurnalis di era digital. Ia menjelaskan bahwa seorang jurnalis tidak hanya melaporkan fakta, tapi juga menyampaikan kisah manusia di balik peristiwa. “Berita yang baik bukan hanya cepat, tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan,” katanya.
Falah memaparkan teknik storytelling jurnalistik yang efektif. Ia menekankan pentingnya riset lapangan dan verifikasi data untuk menghindari penyebaran hoaks. “Gunakan data, narasi, dan kutipan langsung dari sumber terpercaya. Jangan asal unggah, karena setiap kata punya konsekuensi,” tegasnya di hadapan peserta.
Peserta tampak antusias mengikuti diskusi. Mereka tak hanya mendengarkan, tapi juga aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Beberapa di antaranya bahkan menunjukkan karya konten mereka untuk mendapatkan masukan langsung dari narasumber. Suasana santai khas angkringan justru membuat sesi belajar terasa akrab dan hidup.
Salah satu peserta, Patrisius Fredy Henrico dari Pemuda Gereja Kabupaten Ngawi, mengaku mendapatkan banyak inspirasi. “Menurutku kegiatan tadi menarik. Memberikan wawasan tentang jurnalistik melalui media digital, dan memotivasi untuk percaya diri serta konsisten dalam pekerjaan atau hal-hal yang disenangi. Acaranya santai, tidak tegang, dan menyenangkan,” ujarnya.
Menurut penyelenggara, kegiatan ini memang dirancang agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mempraktikkan langsung konsep digital storytelling. Dengan memadukan prinsip jurnalistik, kreativitas visual, dan nilai tanggung jawab, peserta diajak untuk menghasilkan konten yang inspiratif serta berdampak positif bagi masyarakat.
Eko Purnomo, Founder Empower Motiva, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar soal kemampuan teknis. “Kegiatan ini adalah wadah pembentukan karakter digital bagi generasi muda Ngawi. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa teknologi adalah alat, bukan tujuan,” jelasnya.
Eko menambahkan, antusiasme peserta dari berbagai latar belakang menjadi bukti bahwa semangat belajar dan berbagi tidak mengenal batas. “Pelatihan ini adalah langkah nyata Empower Motiva dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia, khususnya di bidang komunikasi dan literasi digital,” katanya.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, setiap peserta diharapkan membawa pulang semangat baru: menjadi pencerita yang jujur, kreatif, dan berempati. “Dari pena hingga lensa, dari tulisan hingga unggahan, setiap cerita punya kekuatan untuk menginspirasi ketika disampaikan dengan hati dan tanggung jawab,” tutup Eko. (TA).