Seputarkita,MADIUN – Malam sunyi berubah menjadi sakral ketika 197 siswa sabuk putih Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Ranting Kartoharjo melangkah tanpa alas kaki dalam tradisi Puter Gelang, Sabtu malam (14/6). Kegiatan yang dikenal sebagai laku spiritual menjelang bulan Suro ini menyatukan nilai keheningan, penghormatan leluhur, serta pelatihan mental dan fisik para calon warga PSHT.
Berlangsung sejak pukul 20.15 WIB hingga dini hari, prosesi diawali dengan doa bersama di makam Ki Hadjar Harjo Utomo di Jalan Pilang Raya, sosok pendiri yang dihormati dalam perjalanan sejarah PSHT. Doa tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk penghormatan mendalam terhadap nilai-nilai luhur yang ditanamkan sejak awal berdirinya perguruan.
Dengan rute yang cukup panjang mengitari kawasan Pilangbango dan sekitarnya, para siswa berjalan dalam kondisi mbisu (diam total), menjadikan perjalanan bukan sekadar fisik, melainkan kontemplasi batin yang menyiapkan diri menuju pengesahan sebagai warga penuh pada tahun-tahun mendatang.
Rute yang dilalui dimulai dari SD Pilangbango – Jalan Imam Bonjol – Jalan Pilang AMD – Pilang Werda – Bok Malang – Jalan Sari Mulya – SD Santo Bavo – Jalan Pelita Tama – Lapangan Rejomulyo – dan kembali ke titik awal. Penuh dengan tantangan, namun setiap langkah menyiratkan niat tulus dan komitmen terhadap ajaran PSHT.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual internal, tetapi juga mendapat pengawalan penuh dari pihak kepolisian. Polsek Kartoharjo bersama Pamter PSHT bahu-membahu menjaga keamanan demi memastikan tradisi berjalan lancar, aman, dan tertib.
Kapolres Madiun Kota, AKBP Wiwin Junianto, S.I.K., menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan budaya lokal selama tidak mengganggu ketertiban umum.
> “Kami mengedepankan pengamanan humanis dan antisipatif. Tradisi seperti ini bukan hanya budaya, tetapi warisan karakter yang harus dijaga bersama,” ujar AKBP Wiwin.
Pengamanan malam itu dipimpin langsung oleh IPDA Hendri T., S.H., bersama jajaran Polsek Kartoharjo dan tim pengamanan internal dari PSHT. Tidak ada laporan gangguan sepanjang kegiatan berlangsung.
Puter Gelang menjadi cerminan bahwa pencak silat bukan hanya perkara jurus dan laga. Ia adalah perjalanan jiwa, latihan batin, dan pembentukan karakter. Melalui tradisi ini, PSHT terus menanamkan nilai-nilai kesetiaan, persaudaraan, dan keberanian menghadapi kehidupan kepada generasi muda.(Ndri)