SeputarKita, Nganjuk — Sejak beberapa pekan terakhir petani bawang merah di Nganjuk, disibukkan dengan serangan hama. Pasalnya, puluhan hektar yang ditanami bawang merah terancam gagal panen.
Dwi seorang petani bawang merah asal desa jatirejo kecamatan Rejoso Nganjuk, mengatakan tanaman bawang merahnya yang baru berusia satu bulan layu, mengering, dan mati diserang hama gurem.
Tanaman yang terserang hama gurem tidak akan selamat. Bawang merah akan tumbuh kerdil, tidak menghasilkan umbi, dan daunnya akan layu, mengering, lalu mati.
“Musim panen kali ini merugi banyak mas. Bawang merahnya diserang hama gurem, tumbuhan jadi kerdil lama kelamaan layu dan mati,” keluh Dwi.
Dwi juga mengeluhkan tanaman bawang merahnya yang luasnya setengah hektar sudah menghabiskan ratusan juta dari mulai beli bibit dan obat obatan, juga tenaga, bawang merah nya ludes di makan hama ulat dan kutu gurem dalam waktu sekejap.
“Harga bibit, pupuk, juga obat obatan, ditambah bayar tenaganya mahal mas, gak sepadan sama hasilnya apalagi situasi gagal panen seperti” ujarnya.
Untuk mengurangi resiko gagal panen, kini para petani rutin melakukan pemeriksaan ulat. Selain itu sebagian petani justru memilih memanen dini tanaman bawang merahnya, untuk mengurangi besarnya kerugian. Dimana harga bawang merah yang super perkilo gramnya hanya 8 ribu.
Dwi bersama pertani bawang merah lain berharap pihak pemerintah bisa melihat dan mendengar keluh kesah para petani khususnya di Desa Jatirejo Rejoso bisa memperhatikan juga menstabilkan harga pupuk juga harga bawang merah. (NT)