SeputarKita, Nganjuk – Proyek Pembangunan Jembatan di Desa Ngangkatan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk yang sudah berjalan kurang lebih 2 bulan ini membuat beberapa pedagang mengeluh. (15/7/2023).
Pasalnya dampak debu yang timbul akibat proyek membuat salah satu penjual makanan penghasilannya menurun dratis.
Sopiah pemilik warung sumber rejeki mengeluh penghasilannya menurun semenjak adanya proyek tersebut.
Sebelumnya warung kuliner nasi becek tersebut dalam sehari omsetnya mencapai 1 juta lebih.
Banyaknya debu dampak dari proyek omset Sopiah turun dratis pada titik terendah yakni 70 ribu per hari.
” Semenjak 2 bulan terakhir warung kami yang biasanya 1 juta lebih sekarang hanya dapat 70 ribu sudah jam segini,” keluhnya pada media ini.
“Penyebabnya debu tadi karena tidak pernah disiram, kalaupun disiram yang bagian jembatan saja,” imbuhnya sambil menunjuk jalan arah ke pom bensin (selatan).
Sementara itu, lanjut Sopiah, jalan di depan warungnya ( dari arah jembatan ke timur/Gondang ) tidak pernah sekalipun kena siraman sehingga debu dari lalu lalang kendaraan baik pengguna jalan maupun kendaraan proyek sangat mengganggu, menurutnya.
“Yang depan saya ini tidak pernah sama sekali disiram dan lagi truk material yang parkir sembarangan sampai menutup akses jalan masuk ke warung, kan orang yang mau mampir tidak jadi mampir” tegasnya.
Sementara itu pelaksana proyek saat di hubungi melalui telpon ( 17/7/2023), membantahnya kalau tidak disiram karena pekerjanya selalu menyiram sebanyak 3 kali dalam sehari.
“Saya siram kok, 3 kali sehari (pagi, siang dan sore),” urainya.
Setelah mendapat penjelasan dari pedagang secara detail, baru dirinya percaya kalau memang terdampak debu.
Dari pantauan media ini di lapangan penyiraman baru dilakukan setelah warga yang terdampak protes. (ris)