Melodrama Babak Baru di Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha Nganjuk

Dari kiri ke kanan, Dirut Perumda AU Jaya Nur Edi, Direktur Keuangan petumda AU Desy Natalia Widya, Imamah, Joko.

Seputarkita, Nganjuk – Mbah PAR datang di kantor biro Seputarkita Nganjuk, Rabu (19/01/2022) dengan mimik kecut mengungkapkan kemualan yang menyesakkan dadanya. Setelah meminum suguhan yang dihidangkan dihadapannya, beliau mengatakan bahwa Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha (Perumda AU) milik Pemkab Nganjuk hingga awal tahun 2022 masih penuh dengan pertunjukan drama yang kurang sedap dipertontonkan pada masyarakat Nganjuk. Padahal penonton hanya perlu bukti, seluruh pengelola Perumda AU bisa bekerja sebaik mungkin agar bisa menghasilkan laba sebanyak banyaknya buat kesejahteraan Nganjuk.

Jajaran direksi, dewan pengawas disaat mulai menerima tugas dari Kuasa Pemilik Modal (KPM) yakni Bupati Nganjuk, maksimal 15 hari sejak menerima tugas harus sudah bisa menyerahkan rencana program kerjanya. Tujuan akhir, Perumda AU harus bisa memberikan laba dengan aturan yang termaktup dalam beberapa aturan.

Yang pertama tertuang pada PP nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah, kedua pada Permendagri Nomor 118 Tahun 2018 tentang Rencana Bisnis, Rencana Kerja dan Anggaran, Kerjasama, Pelaporan dan Evaluasi Badan Usaha Milik Daerah, ketiga pada Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perusahaan Umum Daerah Kabupaten Nganjuk, serta Keputusan Bupati Nganjuk nomor 188 Tahun 2021 tentang susunan organesasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Perumda AU. Dengan berpedoman aturan diatas, seharusnya jajaran direksi dan dewan pengawas sudah bisa mengukur kemampuan pribadi masing masing, mampukah menerima mandat dari pemillik modal untuk berorientasi laba dalam mengelola Perumda AU.

“Mana program kerja jajaran direksi setelah menerima tugas dari KPM yang bisa disampaikan kepada masyarakat selama ini, mana ? ” tukasnya.

Yang lebih aneh lagi kejadian pada saat Desy Natalia Widya berada di Perumda AU sebagai karyawan biasa mulai Pebruari 2021. Hanya tempo singkat sekitar satu bulan, tepatnya 25 Maret 2021 langsung menjadi Plt Direktur Utama (Dirut) Perumda AU menggantikan posisi Plt Dirut Tirta. Sesuai aturan yang ada, pengangkatan Dirut Perumda AU bisa dari jajaran karyawan yang sudah senior dan mempunyai kapasitas memadai sebagai pimpinan dilembaga bisnis ini. Lebih konyol lagi disaat Plt Dirut perumda AU Desy, staf keuangan M. Nanang Fathurahim diduplikat sebagai Ketua Panitia Lelang Tanaman Cengkeh siap panen pada bulan Juni 2021. Padahal sebagai Ketua Panitian Lelang harus mempunyai sertifikat terkait produksi atau belum sampai sekarang juga tidak jelas.

Ditambahkan oleh mbah PAR, jajaran direksi Perumda AU sesuai aturan, sebagai kontrol kegiatannya harus memberikan laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan. Untuk dibahas bersama dengan dewan pengawas, bila semua sudah berkesimpulan sama, laporan diteruskan kepada KPM atau Bupati. Selama tahun 2021 jajaran direksi ditengarahi belum menjalankan tugas pelaporan pelaporan ini. Sehingga untuk tutup tahun anggaran 2021, Perumda AU hingga saat ini juga belum memberikan laporan kepada KPM.

“Kalau direksi dan dewas bisa saling kerjasama yang baik, kenapa laporan Tahunan bisa molor, tidak lain selama ini laporan bulanan, triwulan dan semester sangat mungkin juga belum dilakukan, ” tambah PAR.

Sementara itu, terkait tutup tahun anggaran 2021 yang molor pelaporannya, disaat ditanyakan pada Dirut Perumda AU melalui tilpun selulernya tidak pernah dibalas pesan WA nya, tapi dibaca oleh Dirut Perumda AU Jaya Nur Edi.

Terkait lelang tanaman cengkeh siap panen di dua kebun milik Perumda AU sudah sesuai aturan atau tidak serta kenapa direktur keuangan difinitif per 15 Oktober 2021 mundur secara bersamaan dengan staf keuangan di akhir tahun 2021, sampai laporan tutup tahun anggaran 2021 terbengkelai, dan mempunyai tujuan apa atas ini semua, seputarkita terus menelusuri dan mohon doa restunya agar semua bisa terbuka secara terang benderang. (ris/tim)