SeputarKita, Tanggamus – Sebagai bagian dari masyarakat Lampung pesesekh Cukuh, maka kehidupan sosial masyarakat pekon paku makhga kelumbayan di Kabupaten Tanggamus banyak diisi dengan tradisi bernuansa Islami.
Salah satu tradisi islami tersebut, ialah tradisi “Batamat Quran sanak ngaji”, tradisi ini sudah ada sejak lama ditengah kehidupan masyarakat Lampung pesesekh tidak terkecuali di pekon paku kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
Tradisi batamat Quran ini sendiri menurut kebiasaan, setiap anak yang belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, maka diadakanlah upacara batamat Quran (khatam AlQuran).
Salahsatu tokoh masyarakat M. Toat Gelar Khaja Pemimpin sekaligus sebagai pengasuh Taman Pendidikan Al-Quran setempat, menyampaikan, tradisi batamat Quran ini biasanya dibedakan dua macam cara dan waktu pelaksanaan. Sebab selain Batamat Quran sehabis tamat belajar Al_quran (Butamat sanak ngaji) juga ada tradisi Batamat Quran saat upacara perkawinan dilaksanakan.
“Ada tradisi batamat Quran yang khusus digelar saat seseorang telah selesai belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan teman mengaji lainya,’’ seperti kita saksikan hari ini, ucap ustadz M.Toat. lanjutnya, Upacara ini biasanya didahului dengan arak-arakan (ngakhak) turun dari rumah penyimbang adat setempat (lamban saibatin) yang diringi oleh para wali murid dan masyrakat setempat, sementara para murid yang ikut batamat mengenakan pakaian ala timur tengah, laki laki mengenakan pakaian jubah sorban dan perempuan mengenakan gaun panjang dan “kumbut” disertai berbagai aksesoris kebesaran adat lokal, sekilas kita melihat penampilan anak anak ini seperti para tuan haji zaman dulu.
Pelaksanaan upacara Butamat biasanya dilaksanakan di masjid setempat, setelah didandan dirumah penyimbang adat para peserta yang ikut batamat diarak menuju masjid yang sudah disiapkan tempat bak pengantin. Para peserta Butamat duduk diatas kasur beralaskan kain belah ketupat sebagai kain kebanggaan masyarat Lampung pesesekh.
Dalam pelaksanaan batamat Quran ini, diisi dengan membaca kitab suci Al-Qur’an yang dimulai dari surah Ad-Dhuha sampai dengan surah An-Nas ditambah dengan beberapa ayat pada surah Al-Baqarah, ditutup dengan do’a khatam Qur’an, pembacaan do’a yang lansung diimaminoleh guru mengaji tersebut.
Penggiat sosial dan budaya lokal, syolahuddin Magad mengapresiasi adanya kegiatan tersebut, saya sangat senang sekali dan saya apresiasi luarbiasa kepada masyarakat yang ada di pekon paku terlibih kepada almukaram guru ngaji ustadz M.Toat, dimana mengingat kemajuan zaman begitu cepat mengikis budaya budaya lokal kita, namun di pekon paku masih mampu merawat dan menjaga budaya lokal itu. Harapannya budaya “Butamat sanak ngaji” ini terus dirawat dan kita kembangkan, karena tradisi “Butamat sanak ngaji” ini menyimpan nilai luarbiasa, selain sebagai media untuk memotivasi minat anak untuk belajar Al-Quran dan agama, juga menyimpan nilai cara merawat Budaya dan menjaga agama. Tutupnya. (Fidi).