Bulan Ramadhan, Warung PPU Tetap Ramai Pengunjung


SeputarKita, Magetan – Pemerintah Magetan membangun Pasar Produk Unggulan (PPU) di Maospati dengan tujuan menyediakan tempat berjualan bagi pedagang produk unggulan. Salah satu pedagang produk unggulan adalah pedagang kerajinan kulit.

Kenyataannya PPU tidak diminati oleh Pedagang kerajinan kulit, mereka lebih memilih berjualan di Jalan Sawo Kelurahan Selosari.

Seiring bejalannya waktu, PPU meralih fungsi menjadi warung penjual miras dan diduga sebagai tempat prostitusi. Setiap malam PPU selalu ramai oleh pengunjung meskipun dimasa pandemi seperti saat ini.

Bahkan selama bulan Ramadhan 1442 H ini, pengunjung PPU tetap ramai sampai pagi menjelang. Tak jarang alunan musik yang membisingkan telinga terdengar di beberapa warung yang ada di PPU.

Sukirman, (41) salah satu warga sekitar merasa jenggah dengan kebisingan yang bersumber dari PPU setiap malamnya. Kamis malam (29/4/2021).

“Setiap malam buka mas, walaupun situasi pandemi dan saat ini bulan Ramadhan, mereka sama sekali tidak menghormati bulan puasa ini.” Ucapnya.

“Awal puasa kemarin sempat tutup 2 hari, namun setelah itu mereka buka dari malam sampai pagi. Terus terang kami sebagai warga terganggu dengan keberadaan warung – warung tersebut, karena selain menjual minuman keras, mereka juga menyiapkan perempuan untuk menemani minum. Jelasnya.

“Kami berharap ada tindakan tegas dari pemerintah, dan pihak terkait.” Tutupnya.

Menindak lanjuti keluhan warga, awak media pun mencoba mengorek sedikit keterangan dari salah satu penjaga warung di PPU dengan menyaru sebagai pembeli.

Sebut saja Bunga, (21) wanita bertubuh bongsor dan bertato ini berasal salah satu kabupaten di sebelah timur Provinsi Jawa Timur, Bunga mengaku baru 6 bulan bekerja di tempat tersebut.

“Sebelumnya saya bekerja sebagai pemandu lagu freelance di Madiun, karena selama pandemi ini sepi dan sering ditutup akhirnya saya bekerja disini.” Tuturnya.

“Disini saya jamin aman, tidak bakal ada razia. Kalaupun ada paling mami yang disuruh buat pernyataan, tidak mungkin kami dibawa.” Lanjutnya.

“Disini buka mulai jam 7 Malam, tutupnya tergantung tamunya. Kalau tamu ingin sampai pagi kita layani, tapi kita batasi sampai jam 8 Pagi. Kalau sudah jam 8 pagi kita minta tamu untuk pulang.” Terangnya.

Disinggung mengenai layanan seksual, dengan enteng Bunga menjawab, “Wani Piro”. Pungkasnya. (Tim)

Check Also

ATR/BPN Ponorogo Serahkan Sertifikat PTSL Kepada Warga Bungu Bungkal

ATR/BPN Ponorogo Serahkan Sertifikat PTSL Kepada Warga Bungu Bungkal

  SeputarKita, Ponorogo – Tim ATR/BPN Kabupaten Ponorogo bersama Pemerintah Desa Bungu Kecamatan Bungkal menyerahkan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *