Ponorogo, Seputarkita – Untuk menolak balak mewabahnya virus Covid 19, Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo membedol tiga pusaka yakni tombak Tunggul Wulung, Angking Cinde Puspito, dan Songsong Tunggul Nogo dari rumah dinas Bupati Ponorogo dan diarak menuju alun-alun, Senen (13/4) malam.
Bupati Ponorogo, Drs. Ipong Muchlissoni menyampaikan, ketiga pusaka tersebut terpaksa dikeluarkan atau dibedol oleh Pemkab bersama Pakasa sebagai simbol ikhtiar atau sarana memohon kepada Allah SWT dalam rangka menolak bala berupa virus Corona atau Covid 19.
“Biasanya ketiga pusaka milik Ponorogo ini dikeluarkan pada saat bulan suro saja. Namun kali ini dikeluarkannya tiga pusaka tersebut sebagai simbol ikhtiar sarana memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menolak bala mewabahnya virus Corona atau Covid 19. Ini dikeluarkan berdasarkan permintaan para sesepuh atau kasepuhan kepada saya, “kata Ipong.
Ipong menambahkan, kirab atau bedol tiga pusaka tersebut, dimaksudkan untuk meminta rahmat Tuhan Yang Maha Esa menjauhkan masyarakat Ponorogo dari wabah atau pagegbluk dan marabahaya.
“Kirab atau bedol tiga pusaka tersebut, biasanya dilakukan ketika ada wabah atau pagebluk. Maka pusaka harus dikeluarkan dan diarak di aloon-aloon Ponorogo. Kebiasaan seperti ini katanya, dahulu sering dilakukan, ketika ada pagebluk, wabah melanda. Memohon kepada Gusti Allah, agar dijauhkan dari wabah atau pagebluk dan marabahaya, “pungkasnya.
Selain membedol atau mengkirabkan tiga pusaka milik Ponorogo tersebut Bupati Ponorogo bersama jajaran Forpimda dan Pakasa serta Kyai Sepuh Ponorogo mengadakan doa bersama di rumah dinas Bupati. Suasana juga semakin sakral saat dalam kegiatan tersebut dibacakan syair Kidung Rumekso Ing Wengi, karya Kanjeng Sunan Kalijaga.