Magetan, Seputarkita – Bertempat di Ponpes Al-Ikhlas Plaosan Danramil 0804/02 Kapten Inf Waluyo Utomo Selasa (3/9/2019) berkesempatan memberikan materi Wasbang kepada para santri di Pondok pesantren tersebut dengan mengambil tema” Peran umat islam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik indonesia” Danramil menyampaikan “Santri memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia setelah keluarnya Resolusi Jihad yang dimotori oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad inilah yang menjadi pemantik semangat juang para santri untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari para sekutu yang mencoba merongrong kembali kemerdekaan bangsa, Melalui pesantren yang didirikannya, KH Hasyim Asyari menanamkan nasionalisme dan patriotisme yang kelak mengobarkan api perlawanan rakyat terhadap kolonialisme yang telah mengakar berabad-abad lamanya, Imperialisme dan hegemoni kolonial terhadap rakyat, tidak hanya terbatas pada aspek lahir seperti ekonomi, politik dan sebagainya, tetapi lebih dari itu, telah menguasai kesadaran dan rasionalitas bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pendidikan dan dakwah dipandang merupakan sarana yang efektif untuk mengubah kesadaran rakyat dan membangkitkannya dari ketertindasan selama itu.
Melalui pengajaran dan fatwa-fatwanya, KH Hasyim Asyari menyemai kesadaran untuk bangkit dan melawan, membebaskan diri dari penjajahan, dan pada akhirnya berhasil menggelorakan revolusi fisik merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejarah mencatat, peperangan terjadi di hampir semua kota penting di Jawa untuk mempertahankan kedaulatan negara yang belum lama diproklamirkan, yaitu pada 17 Agustus tahun itu
Fatwa jihad yang kemudian menjadi resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari, diyakini memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengkristalkan semangat nasionalisme itu melalui implementasi nilai-nilai relegius di dalamnya, sehingga resonansi fatwa tersebut dapat memobilisir kekuatan tempur masyarakat muslim yang berada di Jawa timur khususnya.
Proposisi tersebut menurut Kapten Inf Waluyo Utomo menemukan relevansinya ketika ditarik hubungan kronologis antara peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya dengan resolusi jihad yang diumumkan pada pertemuan ulama-ulama se Jawa dan Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945, atau 18 hari sebelumnya.
Resolusi Jihad inilah yang menjadi pemantik semangat juang para santri untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari para sekutu yang mencoba merongrong kembali kemerdekaan bangsa.
Ada peristiwa besar yang mendahului lahirnya pertempuran 10 November tersebut, yaitu adanya fatwa Resolusi Jihad yang digulirkan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945,” tuturnya
Menurutnya, salah satu isi Resolusi Jihad tersebut adalah mewajibkan bagi umat Islam, untuk mengangkat senjata melawan penjajahan Belanda dan sekutunya yang ingin berkuasa kembali di Indonesia” pungkas Danramil dalam kegiatan Wasbang tersebut.